Sunday, January 27, 2008

168 jam dalam sandera



Bagi pengamat berita Indonesia, mungkin masih ingat peristiwa 15 Februari 2005, di mana 2 warga Indonesia diculik di Irak oleh kaum Mujahiddin. Mereka adalah Meutia Hafid sebagai jurnalis dan Budiyanto sebagai juru kamera dari salah satu televisi swasta di Indonesia. Keberadaan mereka di Irak untuk meliput pemilihan umum pasca tumbangnya rejim Saddam Hussein. Tugas mereka di daerah konflik akibat perang berlanjut dengan liputan peringatan hari Assyura masih di daerah yang rawan munculnya korban akibat pertentangan antar kelompok.

Meski tayangan di televisi sudah banyak memberikan informasi tentang proses penyanderaan dan pembebasan mereka, tapi beberapa aspek terungkap lebih mendalam dan detail pada buku ini.

Bagaimana upaya pemerintah Indonesia untuk membantu membebaskan mereka.

Bagaimana kekuatan kerja tim ditunjukkan oleh tim kerja mereka di televisi. Sampai pimpinan Surya Paloh turun tangan ke lapangan.

Digambarkan pula latar belakang pribadi Meutia Hafid sampai akhirnya dia memutuskan untuk bergabung di televisi.

Yang paling menarik adalah buku ini menjelaskan bagaimana para penyandara juga merupakan manusia yang mempunyai rasa dan hati, sehingga pada akhirnya bagaimana Meuthia, Budi dan Ibrahim (sopir) yang turut disandera, bersahabat dengan Muhammad dan Ahmad sang penyandera. Terasa sangat emosional ketika para sandera dan penyandera bertukar cinderamata ketika saat pembebasan itu telah tiba. Dan ketika para penyandera berpesan untuk tidak dilupakan saat mereka tidak bersama lagi.  Mereka berpesan kepada Meutia untuk melambai di televisi... 
sebagai bukti bahwa itu lambaian untuk mereka 

Buku ini sangat layak untuk dibaca.

6 comments:

quintarantino said...

Another "no can read" post... you are tricking me...

Bakhrian said...

I do not mean it Quint..

Since this book is written in Bahasa and I believe it won't be published overseas, i write this topic in Bahasa.

But anyway, this book is written to describe two Indonesian journalists when they were kidnapped by Mujahiddin group in Iraq.

Sara Hendrix said...

Thank you, Dr. Bakh for your visit to me.

Anonymous said...

Mas.. waduh, rasanya lama banget gak ninggalin comment di sini..

ttg buku itu udah aku baca juga beberapa bulan yg lalu.. sempat mau bikin reviewnya di blog tapi gak kesampaian karena lagi males ngeblog.. sekarang mau coba aktifin lagi blognya :-)

btw apa kabar mas bakhri?

Bakhrian said...

@miss vader: no worries girl... nice to know you and your father...

@wahyu; i am fine thank you...
wahyu gimana?

Anonymous said...

aku juga baik mas.. alhamdulillah..