Sunday, January 13, 2008

Ketika Cinta Bertasbih




Novel berjilid ganda ini merupakan karya lain dari pengarang novel sukses Ayat-ayat Cinta yaitu Habibburrahman El-Shirazy. Menurutku, novel ini mencoba mengulang sukses dari novel pendahulunya tersebut dengan mengangkat tema cinta yang dibalut nuansa Islam (atau kajian Islam pada bab cinta?)

Pada novel ini pun digambarkan liku-liku pencarian jodoh dari seorang pemuda miskin yang religius, dan pekerja keras yaitu si Azzam. Lakon utama wanita ditokohkan berkarakter sangat…. sangat pintar, sangat kaya, dan sangat cantik, seperti gambaran sosok Eliana dan ditambah sangat religius untuk Anna. Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang isi novel ini, googling saja.. cukup banyak situs yang membahas novel ini.

Menurut saya, novel ini memiliki beberapa kekuatan:
1. Sang penulis mampu menggambarkan dengan detail suasana Mesir sebagai latar belakang utama dari novel ini. Keindahan Mesir dapat terasa dari pilihan kata yang digunakan meskipun kita belum pernah berada di tempat tersebut. Hal ini tidak mengherankan, karena sang penulis pernah tinggal di sana.
2. Sitasi-sitasi dari firman Allah dan berbagai hadist, membuat novel ini sangat berkarakter kuat dari segi islaminya. Meski pun pada beberapa bagian terlihat bahwa si penulis menggunakan terlalu banyak sitasi yang terbaca membosankan.
3. Tak terkesan menggurui, sehingga menjadi lebih mudah untuk mengamini yang dipikir dan dirasa si tokoh.

Tetapi, saya juga mencatat ada beberapa hal yang mengganggu saya sebagai pembaca:
1. Terlalu banyak tokoh yang dijelaskan secara cukup detail di dalam novel ini dan kenapa hampir setiap tokoh yang digambarkan (baik tokoh utama maupun figuran) hampir selalu berujung cinta? Apakah terkait judul novel ini?
2. Apakah tokoh si Azzam ini sudah terlalu putus asa-nya dalam upaya menemukan jodoh, sehingga dengan mudahnya meng-hidbath perempuan karena dia berjilbab dan berperangai halus? Lihat bab si pedagang kain.
3. Karakter si Anna sebagai pihak yang aktif pada malam pernikahan sepertinya mengaburkan karakter Anna yang terbentuk sebagai wanita yang anggun dan halus.
4. Munculnya tokoh Miss Italiana sepertinya dipaksakan, dan kehadiran Elliana juga seperti hanya menjadi hiasan yang tidak terlalu banyak berarti.

Secara umum, menurut saya Ayat-ayat Cinta masih di depan untuk dilangkahi.

2 comments:

quintarantino said...

That´s not fair... I couldn´t read a single word.

Anonymous said...

nama saya Anna tuh... tapi kok ga aktif dimalam pernikahan ya???

**ga nyambung dot com** hihihi