Sudah hampir 3 minggu RCTI menampilkan polemik tentang puyer. Terus terang aku menjadi tidak memahami kenapa itu harus dipermasalahkan.
Sejak dulu… puyer sudah diresepkan… terutama kepada anak-anak, karena sifat puyer yang berbentuk bubuk. Ini memudahkan anak-anak untuk menelan. Puyer juga bisa diberikan pada orang dewasa yang kesulitan menelan bentuk sediaan obat seperti tablet dan kapsul.
Puyer memang pada umumnya tidak terdiri atas obat tunggal. Minimal ada 2 komposisi. Satu memang bahan yang berkhasiat obat, satu lagi sebagai ajuvan. Bisa untuk pemberi rasa untuk mengatasi rasa pahit, bisa juga untuk penambah berat obat yang kurang dari 50 mg per bungkus. Bahan ini biasanya dikenal sebagai sakharum lactis (orang awam mengenal sebagai gula).
Pada waktu kuliah, seorang calon dokter sudah diberi bekal tentang bagaimana meresepkan obat yang baik dan benar. Mereka sudah dibekali hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan polifarmasi (pemberian resep lebih dari satu macam obat). Bekal utama mereka dalam hal ini adalah ilmu interaksi obat. Ilmu ini membahas bagaimana apabila obat diberikan secara bersamaan.... apakah akan memberikan efek menguntungkan atau merugikan?
Selagi 3-4 obat diberikan bersama-sama tidak menimbulkan interaksi... kenapa harus dipermasalahkan? Terkadang puyer tidak bisa digantikan oleh sediaan sirup.... karena sirup sudah memiliki komposisi yang tetap sesuai dengan pabrikan.
Apabila seorang dokter dengan pertimbangan keilmuan ingin memberikan beberapa obat dalam bentuk puyer karena tidak ada sediaan sirup.... ini harus bagaimana?
Dan jangan lupa.... bentuk sediaan tablet pun bisa merupakan kombinasi dari beberapa obat. Contoh: co-amoksiklav yang merupakan gabungan dari amoksisilin dan asam klavulanat, kotrimoksazole yang merupakan gabungan dari trimetoprim dan sulfametoksazol. Justru kombinasi ini memberikan efek yang sinergis sehingga tidak perlu memberikan dosis yang lebih tinggi ketika digunakan tunggal.
Contoh lain yang paling sederhana adalah multivitamin. Ini juga merupakan kombinasi... yang secara prinsip mirip dengan puyer.
Intinya…. Selagi resep puyer itu diberikan berdasarkan data ilmiah dan keilmuan… kenapa harus diributkan?
Sejak dulu… puyer sudah diresepkan… terutama kepada anak-anak, karena sifat puyer yang berbentuk bubuk. Ini memudahkan anak-anak untuk menelan. Puyer juga bisa diberikan pada orang dewasa yang kesulitan menelan bentuk sediaan obat seperti tablet dan kapsul.
Puyer memang pada umumnya tidak terdiri atas obat tunggal. Minimal ada 2 komposisi. Satu memang bahan yang berkhasiat obat, satu lagi sebagai ajuvan. Bisa untuk pemberi rasa untuk mengatasi rasa pahit, bisa juga untuk penambah berat obat yang kurang dari 50 mg per bungkus. Bahan ini biasanya dikenal sebagai sakharum lactis (orang awam mengenal sebagai gula).
Pada waktu kuliah, seorang calon dokter sudah diberi bekal tentang bagaimana meresepkan obat yang baik dan benar. Mereka sudah dibekali hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan polifarmasi (pemberian resep lebih dari satu macam obat). Bekal utama mereka dalam hal ini adalah ilmu interaksi obat. Ilmu ini membahas bagaimana apabila obat diberikan secara bersamaan.... apakah akan memberikan efek menguntungkan atau merugikan?
Selagi 3-4 obat diberikan bersama-sama tidak menimbulkan interaksi... kenapa harus dipermasalahkan? Terkadang puyer tidak bisa digantikan oleh sediaan sirup.... karena sirup sudah memiliki komposisi yang tetap sesuai dengan pabrikan.
Apabila seorang dokter dengan pertimbangan keilmuan ingin memberikan beberapa obat dalam bentuk puyer karena tidak ada sediaan sirup.... ini harus bagaimana?
Dan jangan lupa.... bentuk sediaan tablet pun bisa merupakan kombinasi dari beberapa obat. Contoh: co-amoksiklav yang merupakan gabungan dari amoksisilin dan asam klavulanat, kotrimoksazole yang merupakan gabungan dari trimetoprim dan sulfametoksazol. Justru kombinasi ini memberikan efek yang sinergis sehingga tidak perlu memberikan dosis yang lebih tinggi ketika digunakan tunggal.
Contoh lain yang paling sederhana adalah multivitamin. Ini juga merupakan kombinasi... yang secara prinsip mirip dengan puyer.
Intinya…. Selagi resep puyer itu diberikan berdasarkan data ilmiah dan keilmuan… kenapa harus diributkan?
STOP POLEMIK YANG TIDAK PENTING
8 comments:
Emang polemiknya apa dok?
(ketahuan g pernah nonton TV kecuali untuk spongebob the squarepants)
..googling dulu ah..
wow! serius nih tulisannya.
aku nggak ngerti kenapa jadi polemik. mestinya ada dasar dan alasan tertentu. dari segi sediaan obatnya, kupikir pemberian puyer nggak ada masalah. yang selalu jadi masalah adalah human error dalam penulisan resep dan peracikan, yang kalau ini dijadikan dasar polemik rasanya nggak tepat banget. human error kan mestinya dicegah dengan penulisan resep yang jelas dan pembekalan para calon praktisi dengan lebih baik, bukan menghentikan puyernya.
@supa and marsh: kayaknya aku menulis ini dari dasar hati....
geram melihat fenomena yang ada... hahahah
iya nih dok, bu menkes aja geram liat fenomena ini..sampai beliau komentar "saya aja dari kecil udah dikasih puyer, buktinya sampai sekarang baik-baik aja, bahkan jadi menteri".. biasa lah dok strategi stasiun tv biar ratingnya naik..hehe..
yang diributkan orang kurasa tentang cara pembuatannya yang tidak higienis
Setuju dengan dr. Alfi...
n harusnya sang stasiun Teve harus berimbang memberitakan,,tidak berat sebelah..
ada pdf wawancara Prof Iwan Dwiprahasto, the second most handsome guy in FK-UGM, dengan wartawan tentang polemik puyer nih, ada yang mau baca?
Hi all. How are you?
Post a Comment